Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 April 2013

Pendidik, Pernahkah Berhenti Belajar?

Pelajaran yang sangat berarti yang bisa saya ambil dari mengajar di Sampoerna Academy hari ini, 25 April 2013. Saya merasa bahwa memang saya sangat cocok menjadi pengajar. Saya merasa selalu baru ketika memasuki ruangan kelas dan bertemu dengan senyum-senyum manis yang siap untuk belajar. Bedanya dengan dokter; kalo dokter, pasti yang akan bertemu mereka adalah orang-orang yang mukanya merintih, kumal belum mandi, badannya panas atau muka linglung karena mereka semua dalam keadaan yang kurang sehat, apapun bentuknya kekurangan sehatnya tersebut. So, memang menjadi pengajar itu berkah.
Kalo kalian berpikir, pengajar akan kehilangan ilmunya dan tidak akan pernah belajar itu salah besar. Contoh yang paling kecil ketika kita menjadi seorang pengajar yaitu ketika kita akan memasuki ruang kelas, pasti kita akan membuka-buka bahan yang akan diajarkan. Membaca kembali, beratih kembali, berusaha sesiap mungkin untuk mengajarkan dengan metode terbaik supaya anak paham konten pembelajaran, yang seharusnya mereka kuasai. Hari ini saya merasakan hal yang demikian.
Tugas PPL saya seharusnya telah selesai. Akan tetapi, guru pamong saya hari ini tiba-tiba memberitahukan kalau dia sakit dan memohon kepada saya untuk menggantikannya mengajar tiga buah kelas, kelas X-social, X- Science, X- Social-Science. Saya awalnya agak tidak yakin, karena harus membahas past paper yang pada dasarnya; takut menjebak diri saya sendiri dalam keadaan paling awkward dalam sejarah hidup manusia "ketidak-tahuan", karena saya tidak melakukan persiapan apa-apa. Untungnya, guru pamong saya memberikan instruksi apa yang harus saya lakukan. smsnya berbunyi:
"Zain saya mau minta tolong, Sy sakit, jadi saya mau minta tolong isi kelas sy. Hasil TO nya ada di atas meja saya, minta tolong di bagikan dan dibahas sekilas yg sulitnya aja. Trus lanjut k paper 4 yg keman dijadikan PR. Thanks a lot sblmnya"
IGCSE merupakan hal baru bagi saya, karena saya sangat terbiasa dengan KTSP. Saya pernah menghandle satu kelas penuh di SMA Paskalis, SMA Santo Bellarminus Menteng, SMAN 1 Jakarta, MAN 11, SMAN 82 Jakarta. Anehnya, semua kurrikulum yang digunakan adalah KTSP. Ditambah lagi, dari zaman saya sekolah SMA pun, saya menggunakan KTSP. jadi IGCSE merupakan hal yang sangat baru di kehidupan saya. seperti seorang anak yang baru pertama kali menyentuh gumpalan uang 1jt Rupiah. Bagi saya hal itu sangatlah menarik untuk bisa belajar banyak hal-hal yang baru sehingga saya lahap sajalah materi-materi tersebut.
Ketika mengajar di kelas pertama (07.30-09.30WIB) saya merasa persiapan saya agak kurang. Tapi indahnya menjadi seorang guru, ketika kita mengajar di kelas sebenarnya kita sedang belajar kembali. Ada sebuah soal pada past paper IGCSE yang berbunyi seperti ini.
Soalnya seperti ini: "the diagram shows a pile of 10 tree trunks. Each tree trunk has a circular cross-section of radius 31 cm and length 15 m. A plastic sheet is wrapped around the pile. C is the centre of one of the circles. CE and CD are perpendicular to the straight edges, as shown.Show that angle ECD = 120°."
Saya termenung, sambil menanyakan "ada yang punya ide, bagaimana cara menyelesaikannya?" kepada siswa,  hal ini dimaksudkan untuk memberikan waktu bagi diri saya berpikir cepat mencari solusi. Yap bung, seorang pendidik mesti tahu bagaimana menjaga kredibilitas di depan anak-anak untuk menjaga suasana kelas agar tetap kondusif untuk belajar. 
sebenarnya saya punya ide, dengan menganalogikan untuk lingkaran yang lebih sedikit, seperti dibawah ini 
Saya menunjukkan, kalo keliling tali yang mengelilingi 3 lingkaran itu sama dengan 8R+2(1/2 2Phi R), logikanya kalau panjang busur dari setengah lingkaran itu digabungkan, akan menjadi sebuah keliling lingkaran. Hal yang sama pun saya aplikasikan dengan gambar yang lebih kompleks seperti yang disebutkan diatas. Singkat cerita, anak-anak merasa paham. tapi saya belum merasa puas akan penjelasan saya sendiri. 
kelas selanjutnya, saya menjelaskan dengan cara yang sama sambil berpikir sebuah ide baru yang lebih "Gila" dengan satu tujuan yaitu agar anak-anak paham. Saya juga turut menanyakan kepada anak-anak apakah mereka memiliki pandangan lain. tapi ternyata tidak ada, dan anak-anakpun merasa paham. 
kelas selanjutnya berjalan setelah makan siang, dan saya pun juga menjelaskan soal yang sama dengan soal yang diatas. bagusnya karena yang saya ajar disini adalah kelas anak-anak yang berisi anak-anak sangat cerdas, ada satu anak yang maju dan ingin menjelaskan pandangannya. logikanya sangat benar. disinilah saya belajar tapi tanpa harus malu kalau cara si anak lebih baik. saya memberikan terima kasih dan tepuk tangan. setelah anak ini duduk ke tempat duduknya, ada anak lainnya yang ingin memberikan pandangan yang berbeda. singkat cerita logikanya memang benar, jadi saya menyutujui idenya. dan sekali lagi, tanpa harus malu bahwa cara si murid lebih bagus, saya mengucapkan terima kasih dan mengajak anak lain memberikan tepuk tangan atas hasil kerjanya. 
saya pun merenung, benar sekali memang bahwa seorang pendidik adalah seorang yang berprofesi pengajar tapi ia tidak akan pernah berhenti belajar bagaimanapun bentuk cara belajarnya. bisa melalui buku, murid, bahkan anak kecil sekalipun. ketika itu memang baik dan benar maka tidak salah jika kita menyetujui dan mengikuti opini tersebut. 
So, pengajar tidak akan pernah berhenti memperbaharui diri. Sekali lagi beda dengan seorang dokter ya. :D

Senin, 22 April 2013

Sistem Perpustakaan yang Sederhana tapi Effektif

Mari kita tengok sejenak Sampoerna Academy Bogor, Indonesia. Lokasi yang berada dekat dengan pegunungan membuat sekolah ini sangat jauh dari kesan bising dan penat oleh aktivitas masyarakat urban. ya, mereka berlokasi dekat dengan gunung salak dekat sekali dengan pasar caringin bogor. lokasi yang dekat dengan gunung ini membuat suasana belajar mengajar menjadi sangat nyaman. bahkan saya sering merasakan berjalannya waktu hingga jam mengajar selesai itu sangat cepat sekali. tau-tau sudah jam 4.15 WIB saja dan tidak kerasa sudah harus meninggalkan sekolah ini.
Alasan lain yang membuat saya betah disekolah ini mungkin siswa-siswi disini sangatlah sopan. Mereka adalah putra-putri terbaikdaerah yang masuk untuk belajar di sekolah ini. mereka yang sederhana, tekun, sopan, akrab satu sama lain menjadi nilai positif yang bisa didapat dari sekolah ini. Bukannya saya subjektif, tapi memang benar saya pun merasakan atmosfir yang banyak membuat diri saya betah berlama-lama disekolah ini.
Hal lain yang membuat saya betah di sekolah ini adalah perpustakaan yang dimiliki Sampoerna Academy. Koleksi dari perpustakaan disini banyak dari buku pelajaran dari tiap mata pelajaran IGCSE, AS level, dan Advance level. tidak ketinggalan koleksi buku mata pelajaran kurikulum KTSP. karena siswa disini tinggal dalam asrama, buku pegangan yang mereka gunakan adalah pinjaman jadi perpustakaan. cukup efektif, untuk mengurangi efek lupa yang dilakukan siswa terhadap barang-barang yang dimiliki mereka. dengan kata lain, jika membutuhkan tinggal jalan ke perpustakaan untuk meminjam. metode efektif untuk membuat siswa rajin ke perpustakaan. Selain itu walaupun koleksinya tidak terlalu banyak, mayoritas koleksi buku dan novelnya berbahasa inggris. Itu yang membuat saya tertarik.
Perpustakaan disini juga bukanlah perpustakaan yang memiliki koleksi megah seperti perpustakaan nasional atau perpustakaan sebuah perusahaan besar yang banyak dikunjungi pembaca. bahkan AC pun, hanya satu. Tapi perpustakaan disini cukup nyaman, udara yang segar mengurangi daya untuk menambah jumlah AC. disini juga banyak loker cukup besar untuk menaruh barang bawaan kita. ditambah lagi, Ibu May dan Bapak Alit sebagai orang yang bisa ditanya di ruang baca itu sangatlah ramah. pokoknya pelayananannya memuaskan deh.

So, kapan-kapan silahkan mampir untuk merasakan sendiri atmosphere konstruktif disini :)